Bayangkan ini: seseorang sedang rebahan, scroll TikTok, lalu menemukan video dengan caption “Hidden gem cuma 2 jam dari Jakarta!” disertai pemandangan sungai jernih dan suara alam. Tanpa berpikir panjang, ia langsung share ke teman-temannya sambil berkata, “Kita ke sini yuk akhir pekan ini!”
Fenomena ini bukan cerita fiksi. Inilah kenyataan baru dunia pariwisata. Tren wisata digital 2025 menunjukkan bahwa sosial media — terutama TikTok dan Instagram — kini punya peran besar dalam memengaruhi keputusan wisatawan, jauh lebih kuat dibanding brosur, billboard, bahkan website resmi destinasi.
TikTok Bukan Sekadar Hiburan, Tapi Mesin Rekomendasi Wisata
Menurut data dari HubSpot Travel Report 2025, lebih dari 74% Gen Z dan milenial kini menjadikan TikTok dan Instagram sebagai referensi utama dalam mencari inspirasi destinasi wisata. Video pendek yang dikemas menarik mampu memberikan first impression yang kuat terhadap suatu tempat.
Berikut beberapa faktor yang membuat TikTok dan Instagram begitu efektif:
Format visual yang cepat dicerna: cukup 15–30 detik untuk membuat seseorang jatuh cinta pada destinasi tertentu.
Algoritma yang tepat sasaran: pengguna yang pernah mencari tentang “liburan” atau “pantai” akan terus disuguhi konten serupa.
Viralitas yang tinggi: konten yang menarik bisa dengan mudah menjangkau ratusan ribu hingga jutaan penonton.
Dari Konten ke Konversi: Bagaimana Ini Mempengaruhi Industri Travel?
Konten TikTok dan Instagram kini jadi alat pemasaran yang sangat powerful. Beberapa tempat wisata bahkan tidak punya situs web lengkap, tapi bisa mendadak ramai hanya karena konten viral. Hal ini menandai pergeseran pola promosi wisata dari formal ke personal, dari brosur ke video pendek.
Sebagai pengusaha travel, kamu bisa mengambil bagian dalam tren ini. Caranya bukan dengan mengejar viral semata, tapi dengan membangun kehadiran digital yang konsisten dan otentik.
Contoh: Agen Travel Lokal yang Naik Berkat Sosmed
Kami pernah membantu salah satu klien travel di Labuan Bajo untuk meningkatkan visibilitas mereka. Tanpa bujet iklan besar, kami cukup mengoptimalkan Instagram dan TikTok mereka dengan:
Video singkat suasana kapal dan laut.
Testimoni wisatawan dari HP mereka sendiri.
Format konten “1 Hari di Labuan Bajo” yang dikemas dalam 3-4 slide reels.
Hasilnya? Dalam waktu 2 bulan, jumlah pesan masuk naik 40% — hanya dari sosial media.
Catatan penting: Konsistensi jauh lebih penting daripada kualitas video sinematik. Video biasa pun bisa jadi luar biasa jika ceritanya menyentuh dan relevan.
Tips Membuat Konten TikTok/Instagram untuk Bisnis Travel
Agar bisnismu ikut terbawa arus tren ini, berikut beberapa tips sederhana tapi efektif:
Fokus pada Pengalaman, Bukan Fitur
Alih-alih mempromosikan “paket 3 hari 2 malam”, buatlah video tentang “Beginilah rasanya bangun pagi di kapal Labuan Bajo”. Pengalaman selalu lebih menggugah.
Gunakan Musik & Tren Populer
Sesekali, gunakan audio yang sedang naik daun. Hal ini meningkatkan kemungkinan videomu masuk FYP atau reels explore.
Tambahkan Narasi Emosional
Ceritakan hal kecil yang relatable. Misalnya, “Aku kira cuma akan healing… ternyata dapat sahabat baru.”
Gunakan Hashtag yang Tepat
Gabungkan hashtag destinasi, tren, dan industri seperti: #WisataIndonesia #HiddenGem #TripBareng #LiburanMurah #TikTokTravel
Konsisten Posting
Cukup 2–3 kali seminggu dengan konten ringan. Tidak perlu produksi besar. Kuncinya: natural dan menarik.
Bagaimana Jika Tidak Punya Waktu Mengelola Konten?
Kami paham, sebagai pelaku usaha travel, kamu sibuk mengatur itinerary, mengurus pelanggan, hingga menjalankan operasional harian. Kadang rasanya tidak ada waktu lagi untuk mikirin konten.
Itulah kenapa kami hadir membantu banyak pengusaha travel lokal untuk mengelola sosial media mereka secara profesional — mulai dari perencanaan konten, desain visual, hingga penulisan caption yang menjual (tanpa terasa jualan).
Hasilnya? Feed lebih aktif, bisnis lebih terlihat, dan kepercayaan pelanggan meningkat.
Tidak harus mulai besar. Kadang, satu reels yang tepat bisa menjadi awal dari banjir inquiry.
Kesimpulan: Travel Bukan Lagi Tentang Tempat, Tapi Cerita
Di era digital ini, wisatawan tidak hanya mencari destinasi, mereka mencari cerita. Jika kamu bisa hadir di tempat mereka mencari inspirasi (yaitu sosial media), dan menyampaikan cerita yang menyentuh, bisnis travel kamu akan jauh lebih mudah ditemukan — dan dipercaya.
Dari TikTok ke Trip bukan sekadar slogan, tapi realita baru yang wajib dimanfaatkan.
Kalau kamu ingin bisnis travelmu juga tampil menarik di sosial media, kapan pun kamu siap, kami siap bantu. Hubungi kami lewat WhatsApp dan mulai bangun kehadiran digital yang bisa membawa lebih banyak traveler ke usahamu.